Jumat, 06 Agustus 2010

Martin Luther King : Tokoh Reformasi Gereja


Martin Luther dilahir di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 10 November 1483. Dia adalah seorang biarawan Jerman yang ambisius. Pada abad ke-15, ketika Gereja Sint Petrus dibangun, Paus Leo X membutuhkan banyak dana dengan mencari sumbangan dari rakyat Eropa. Rakyat yang menyumbang akan diberikan indulgensia/surat pengampunan dosa. Di samping itu, gaya hidup para biarawan dianggap telah menyimpang dari ajaran-ajaran Kristus. Luther tidak senang dan memprotes praktik indulgensia, kekuasaan Gereja Katolik Roma, bahkan Luther memutuskan hubungan dengan Gereja Katolik Roma.
Pada tanggal 31 Oktober 1517, Luther menempelkan 95 dalil-dalil yang berisi doktrin Gereja Katolik Roma pada pintu gereja di Wittenberg. Dalil-dalil yang ditulis Luther antara lain menentang praktik indulgensia. Sebagai seorang biarawan yang ambisius, ia berpendapat bahwa setiap orang dapat secara langsung memeroleh berkat dari Tuhan tanpa memalui Paus di Roma. Akhirnya, dengan memeroleh dukungan dari penguasa-penguasa Jerman, Swedia, dan Denmark, pengaruh ajaran Luther menyebar di Eropa.
Di samping itu, Martin Luther juga menerjemahkan Bibel ke dalam bahasa Jerman. Sebelumnya Bibel hanya ditulis dalam bahasa Latin dengan syarat tidak boleh diterjahkan. Dengan demikian, hanya biarawan yang mengetahui isi Bibel dan hanya mereka yang berhak menafsirkannya. Orang lain hanya menerima dan tidak boleh mengetahui isi Bibel.
Dengan diterimanya ajaran Luther yang berbeda dengan ajaran agama Katolik Roma, digunakanlah nama Kristen Protestan. Gereja Katolik Roma menganggap Martin Luther telah murtad sehingga dia dikutuk dan dikucilkan. Luther meninggal di Eisleben, Kekaisaran Romawi Suci, 18 Februari 1546 pada umur 62 tahun.

Bangga Indonesia: Apa yang Dibanggakan?


Secara historis, Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu negara merdeka dari penjajahan. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 telah menempatkan Indonesia ke dalam posisi yang lebih aman dengan mengorbankan darah-darah rakyat demi tanah air Indonesia. Tidak terlepas dari hal itu, Indonesia merdeka karena berkat perjuangan para pejuang bangsa yang tidak lain adalah rakyat Indonesia. Kemerdekaan Indonesia telah berhasil mengusir penjajahan dari bumi Indonesia.
Namun, benarkah rakyat Indonesia telah berhasil melepaskan diri dari segala ketertindasan? Benarkah ideologi Pancasila yang digenggam oleh Indonesia sesuai dengan harapan rakyat? Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia bergulir, rakyat Indonesia tidak langsung mendapatkan kemerdekaannya. Masa-masa perjuangan fisik masih tetap dilakukan karena Indonesia masih dijajah oleh negara dari luar. Lebih disayangkan lagi adalah ternyata ada penjajah dari dalam negera Indonesia sendiri hingga saat ini.
Usaha untuk menyejahterakan, membangun kemandirian, dan pembangunan demokrasi bisa dikatakan gagal. Mengapa? Rakyat Indonesia masih dijajah oleh bangsanya sendiri. Kita lihat saja, tidak ada perombakan hubungan produksi dan perkembangan produktif baru yang memajukan kesejahteraan hidup rakyat. Kaum buruh dan kaum tani masih terus menjerit. Konsentrasi untuk menyejahterakan, membangun kemandirian, dan membangun demokrasi hanya beralih dari penguasa kepada penguasa. Para pemimpin hanya gonjang-ganjing politik demi memenuhi kepuasan pribadi, khususnya di tanah Papua. Tarik-menarik kekuasaan berlangsung secara heboh bahkan akhirnya menimbulkan sebuah konflik, sehingga persoalan-persoalan sosial dan ekonomi rakyat cenderung terabaikan.
Hingga saat ini, para pemimpin negara dianggap tidak mampu melaksanakan amanat dari UU dan hati nurani rakyat. Hal tersebut menyebabkan rakyat melakukan aksi sepihak. Seringkali rakyat tidak mengindahkan aturan-aturan yang berlaku secara universal di Indonesia. Tindakan tersebut mendatangkan perlawanan dari pihak keamanan negara. Akibatnya, terjadi konflik horizontal antara rakyat dengan rakyat yang diadu domba oleh pihak-pihak yang memangku kepentingan. Bahkan konflik tersebut melibatkan kepribadian negara Indonesia.
Banyak impian maupun nilai-nilai yang ingin digapai oleh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, rakyat Indonesia memilih pemimpin yang baik dan berwibawa seturut dengan keinginan mereka. Namun, segala sesuatu yang diinginkan rakyat tidak sejalan dengan kinerja pemimpin mereka, sehingga menyebabkan masalah-masalah yang dapat merusak tatanan negara, baik dari segi ekonomi, politik, hukum, budaya, dan sosial maupun agama. Hal inilah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Hal-hal ini dapat membuat seorang warga negara tidak bangga dengan negaranya.
Kebanggaan rakyat Indonesia terhadap negaranya sangat dibutuhkan. Jika rakyat Indonesia tidak bangga dengan negaranya, maka untuk apa rakyat menjiwai Pancasila sebagai ideologi bangsa, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, lagu Indonesia Raya sebagai lagu wajib, merah-putih sebagai bendera kebangsaan, dan Indonesia sebagai negaranya? Tentunya akan terasa sia-sia jika rakyat Indonesia mengabaikan perjuangan leluhurnya saat berperang melawan penjajah di zaman-zaman sebelumnya. Dimana perjuangan tersebut menghabiskan banyak jiwa rakyat Indonesia.
Mengapa rakyat harus bangga dengan Indonesia? Tentunya banyak alasan dan faktor yang menentukan seseorang untuk bangga atau tidak bangga pada Indonesia. Hal tersebut merupakan hak warga negara dalam memilih sesuatu.
Dari zaman dahulu hingga sekarang ini, Indonesia sudah memiliki keberagaman suku dan bangsa. Salah satunya adalah berasal dari Papua yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Namun, sumber daya alam tersebut dibawa ke Jakarta. Sementara itu, keberagaman sebagai bangsa tidak dijaga. Ada baiknya jika keberagaman Indonesia dimanfaatkan dengan baik agar rakyat dapat bersatu dan menjadi lebih kokoh sehingga dapat dihormati dan dicontohi oleh negara lain.
Pertanyaannya adalah mengapa rakyat sebagai warga negara Indonesia harus bangga dengan Indonesia? Kerapkali rakyat mengatakan apa yang harus dibanggakan dari Indonesia. Sebenarnya, ada berbagai macam alasan mengapa rakyat perlu dan harus bangga dengan Indonesia, misalnya Indonesia negara maritim, keberagaman etnis, keanekaragaman budaya, kekhasan makanan tradisional, dan lain sebagainya. Namun, apakah sekarang ini rakyat Indonesia sudah bangga dengan negaranya? Banyak masalah sudah terjadi di Indonesia. Masalah-masalah yang memengaruhi tatanan negara, baik dari segi ekonomi, politik, hukum, budaya, dan sosial maupun agama. Dalam konteks ini, rakyat akan merasa kehilangan rasa nasionalisme terhadap negaranya.
Apa yang menjadi kebanggaan para pemimpin juga mestinya menjadi kebanggaan rakyatnya atau sebaliknya. Dalam hal ini, kebanggaan yang dimaksud adalah kebanggaan yang bersifat positif dalam arti kebanggaan tersebut dapat membangun banga Indonesia ke arah yang lebih baik.
Pada saat ini, kebanggaan rakyat pada negara, khususnya rakyat Papua rasanya sudah mulai menghilang. Semua hal yang pada awalnya dinilai baik adanya kini akan menjadi buruk sehingga rasa nasionalisme dan kebangsaan rakyat Indonesia terhadap negara Indonesia dengan sendirinya akan hilang.
Sebagai seorang warga negara Indonesia, saya hanya dapat berharap kepada seluruh warga negara agar tetap saling menjaga pluralitas dan perbedaan pendapat. Dengan Demikian, rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap Indonesia terlestari.